Propinsi Kalimantan Tengah dengan Ibukotanya Palangka Raya, provinsi
terluas ketiga di Indonesia setelah Provinsi Papua dan Provinsi
Kalimantan Timur, dengan luas wilayah mencapai 153.564 kilomenter
persegi.
Rumah Panjang merupakan seni arsitektur yang berkembang pada masyarakat
Dayak yang pada umumnya memiliki kemiripan satu sama lain di antara
sub-sub Rumpun Dayak. Rumah panjang yang disebut dalam berbagai istilah
seperti rumah panjai (Dayuk Iban Sarawak), rumah radank (Dayak
Kanayatn), huma betang (Dayak Ngaju), Rumah Balay (Dayak Meratus), rumah
Baloy (Dayak Tidung). Di kalimantan Timur terdapat Rumah Lamin, namun
setiap sub etnis sebenarnya mempunyai sebutan sendiri untuk rumah lain
tersebut. Orang Tonyooi (Tunjung) menyebutnya Luuq, orang Benuaq
menyebutnya dengan Lou, orang Bahau menyebutnya sebagai Amin, orang
Kenyah menyebutnya dengan nama Amin Bioq dan orang Aoheng menyebutkannya
Baang Adet serta orang Melayu (Kutai) menyebutkannya dengan nama Lamin.
Rumah Adat Huma Betang atau Rumah Adat Betang

Betang dibangun biasanya berukuran besar, panjangnya dapat mencapai
30-150 meter serta lebarnya dapat mencapai sekitar 10-30 meter, memiliki
tiang yang tingginya sekitar 3-5 meter. Betang di bangun menggunakan
bahan kayu yang berkualitas tinggi, yaitu kayu ulin (Eusideroxylon
zwageri T et B), selain memiliki kekuatan yang bisa berdiri sampai
dengan ratusan tahun serta anti rayap.
Ciri-ciri bentuk rumah suku-suku Dayak secara universal dapat dilihat dari:
Bentuk Bangunan
Bentuk bangunan panjang dan hanya beberapa unit saja dalam satu kampung.
Biasanya tidak lebih dari 5 unit. Satu unit bisa digunakan oleh 5-10
anggota keluarga. Bahkan ada yang digunakan secara komunal oleh lebih
dari 30 anggota keluarga. Bentuk rumah berkolong tinggi, dengan
ketinggian sampai dengan 4 meter dari permukaan tanah. Badan rumah
(dinding) terkadang berarsitektur jengki dengan atap pelana memanjang.
Tata Ruang
Ruang-ruang yang ada dalam Rumah Betang biasanya terdiri dari :
1. Sado' (dalam bahasa Dayak Simpangk) adalah pelantaran tingkat
bawah yang biasanya merupakan jalur lalu lalang penghuni rumah Betang.
Sado' juga biasanya digunakan sebagai tempat untuk melakukan aktivitas
umum seperti menganyam, menumbuk padi, berdiskusi adat secara massal,
dan lain sebagainya.

Sado'
2. Padongk dapat diterjemahkan sebagai ruang keluarga, letaknya
lebih dalam dan lebih tinggi dari pada sado'. Ruangan ini biasanya tidak
luas, mungkin berkisar antara 4x6m saja. Padongk lebih umum
dimanfaatkan oleh pemilik Rumah Betang sebagai ruang kumpul keluarga,
ngobrol, makan minum, menerima tamu dan aktivitas yang lebih personal.
Padongk
3. Bilik adalah ruang tidur. Bilik tentu saja digunakan untuk
tidur. zaman dahulu, satu bilik bisa dipakai oleh 3-5 anggota keluarga.
mereka tidur dalam satu ruangan dan hanya dibatasi oleh kelambu. Kelambu
utama untuk ayah dan ibu, kelambu kedua dan ketiga untuk anak-anak.
tentu kelambu anak laki-laki dan perempuan akan dipisahkan.

Bilik
4. Dapur. Ruang ini terbuka dan memiliki view yang langsung
berhadapan dengan ruang padongk. Umumnya dapur hanya berukuran 1x2m dan
hanya untuk menempatkan tungku perapian untuk memasak. Di atas perapian
biasanya ada tempara untuk menyimpan persediaan kayu bakar. Dapur di
rumah Betang amat sederhana dan hanya berfungsi untuk kegiatan masak
memasak saja.

Dapur
Ukiran rumah adat suku dayak

Ornamen Atap
Warga Dayak belajar berbagai seni ukir dan patung. Masyarakat Dayak
memiliki kekayaan seni ukir yang dekat dengan alam, seperti tumbuhan dan
satwa, serta berbagai simbol kepercayaan mereka. Itu terlihat mulai
dari arsitek bangunan rumah, peralatan rumah tangga, sampai perangkat
kesenian.
Nilai Estetika dan Etika

Ornamen Dinding dalam
Selain pada tampilan dari luar, juga pada ukiran-ukiran yang ada pada
setiap bangunan. Ukiran-ukiran ini diletakkan pada tempat-tempat yang
dilihat seperti pada bubungan rumah, depan rumah, di atas jendela, di
daun pintu, di ruang tamu dan lain-lain. Selain itu, nilai estetika juga
dapat dengan mudah dilihat pada sapundu dan sandung yang biasanya
terdapat di halaman depan rumah.
Ornamen Tiang
Untuk membangun tiang, sedapat-dapatnya dicari pohon kayu ulin yang
telah berumur tua. Hal ini melambangkan kekuatan dan kesehatan sehingga
diharapkan bangunan dapat bertahan lama dan jika sudah ditempati,
penghuninya diharapkan senantiasa mendapat kesehatan baik. Ukiran pada
bangunan umumnya melambangkan penguasa bumi, penguasa dunia atas dan
dunia bawah, yang dilambang dengan ukiran burung tingang dan ukiran
naga.